Selamat ! Umurku Resmi Berkurang !
Gelap.. |
Selamat ! Umurku Resmi Berkurang ! Umurku di masa depan teriak serak. Risau menunggu waktu yang kubuang percuma sekarang !
15 Juni. Angin bersuara ribut, mendung semakin menggelapkan diri, hujan tak sabar membumi. Fajar dini hari beberapa saat akan nampak dengan cercah sinar mentari. Yak! Dini hari! Seonggok daging bernama manusia lahir kedunia, bersama dengan jerit tangis seorang ibu dan hembusan lega nafas seorang bapak. Tak lupa bidan membersihkan ku dari darah melahirkan yang menggeluti seluruh badan kala itu. AKU LAHIR !
Dengan bahasa tangis bayi sekena nya, bapak ibu ku seakan mengerti dan kembali menanggapinya dengan tangis haru, senang dan kulihat tetes air mata mereka berdua mengalir terjerembab. Aku semakin bingung, tangisku semakin kencang. Dan yang kulihat senyum dikedua bibir mereka. Lalu ku diam perlahan di pelukan hangat ibu ku.
Benar adanya ibu pelita hidup dan bapak pahlawan hidup, beriringan bersama mendidik yang hanya seonggok manusia kini menjadi seorang anak yang harapnya bisa menghormati mereka. NAMUN. Sesekali ku mengacuhkan, menjatuhkan, mengacaukan harap mereka. Aku sadar, tapi ego mengalahkan logika. Semua nya mati. Aku hanya diam diakhirnya, entahlah siklus yang aneh.
Gak malu sama bulan di atas sana ? Sendiri dalam Gelap ! |
Mau sampai kapan mengeluh kehidupan dan mengacaukan semua harap mereka ? Aku berubah ! Tak drastis, tapi ada. Tak perlu lah ku bercerita keluhan disini, mengeluh hanya akan mencoba mengingat masalah. Bukan memecahkan. Tak ada solusi.
Belajar ku, mencoba ku, berbakti pada mereka. Dengan lisan yang tersampaikan, hanya polah abstrak sebatas memancing senyum mereka.
Ingin ku meringan kan beban mereka, tapi semakin menambahnya sedikit demi sedikit. Merasa kotor dengan ini, tapi tak ada yang bisa dibuat selain bertindak ceroboh nan bodoh di tiap waktunya. Merasa paling bandel sedunia, tapi mereka tetap setia mengomeli ku, dan aku selalu malas mendengar ocehan omelan mereka. Tapi omelan terbaik itu omelan seorang IBU !
Oh, sanggupkah bertahan di umur ku yang berkurang tiap tahun nya. Yang inginku membahagiakan mereka, yang ku yakin mereka juga sedang menunggu waktu. Entah menunggu waktu untuk aku bahagiakan atau menunggu waktu hingga semua nya hilang, kosong, GELAP, menjadi kenangan dan berbuah penyesalan. Semoga Tidak !
Langkahkan kaki tuk terbang bebas seirama hentakan musik rock alternatif lalu hempas ke bumi dengan perlahan pasti. Rasakan aliran angin berulir di ubun ubun kepala. Terjun Bebas ! Untaian tali mengikat semangat ku di tiang pancang. Kini melesat hebat bersama lemah ku. MERDEKA ! ! !
15 - Juni - 1993
:)
0 komentar:
Posting Komentar